Aku tak bisa membuatmu bahagia


Image

“Aku ingin kamu pergi sekarang”, suaranya berat menahan tangis. “Aku tak mau kau terus berbohong padaku. Aku sudah tahu semuanya dari tanggal itu”, ucapnya lembut mencoba tetap tersenyum.

Lelaki itu hanya diam, ia merasa sangat bersalah pada Elsa, wanita yang sangat mencintainya.

“Pergilah, kejar dia. Aku tahu, kau sangat mencintainya dan ingin menunggunya”, Elsa merapatkan kedua jemarinya yang saling mengisi sela mencoba menahan desir dingin dihatinya.

“Tapi…” ucapannya terhenti seketika jari Elsa mendarat tepat di depan bibirnya, menyuruhnya untuk diam.

“Ssstt… Dia wanita cantik yang selalu kau rindukan kehadirannya. Aku rela kau pergi asal kau bahagia. Tapi, ingatlah dia mencintai lelakinya begitu juga sebaliknya. Jangan kau hancurkan mereka”, mata Elsa menatap dalam wajah tertunduk Indra yang tampak resah bersalah. “Aku tak bisa membuatmu bahagia..”, ia tersenyum.

“Aku menyayangimu, aku tak pernah bohong atas itu..”, Indra seolah ingin meraih Elsa dalam peluknya, namun Elsa menghindarinya.

“Hati  tak pernah berbohong, sayang”, jari telunjuknya menunjuk dada Indra, “aku mencintaimu tapi kau mencintai dia, bukan aku. Ikuti kata hatimu. Aku tak mau kau semakin lama melukai hatimu dan hatiku dalam penghianatanmu”,  ia tersenyum , ada setitik air menetes dari celah matanya yang bulat berlinang. Jemarinya mencoba menyeka. Ia tak mau lemah dan menangis didepan kekasihnya.

“Aku bingung, aku tak tau harus apa dengan perasaan ini. Aku menyayangimu”, suaranya berat “juga dia..”, kedua tangannya menutup wajahnya yang tak mampu menahan air mata, kata-katanya terhenti lemah.

“Kau ingat, ini tanggal kita jadian dan aku ingin melepasmu untuk dia di tanggal yang sama”, hati Elsa bergetar hebat. “Aku mau kita putus..”, setetes air mata itu berubah menjadi hujan di wajahnya yang mungil dan langit yang mendung sedari tadi malam itu.

Rasa sakit yang kemudian semakin menggerogoti ulu hatinya, ia membiarkan air matanya mengalir deras bersama luka yang ia rasa. Ia berdiri lemah, tubuhnya tak mampu ia sanggah. Indra memeluknya sangat erat. Malam ini lebih dingin dari biasanya. Indra melangkah ke luar sembari  Elsa membuka pintu memintanya pergi segera. Matanya menatap kosong, pintu itu ditutupnya rapat seolah ia tak ingin membuka dan melihat lelaki itu di hadapannya. Indra berlalu melewati hujan yang deras malam itu bersama  rasa aneh yang ia tak mengerti itu apa.

Continue reading